Transform Health Indonesia bekerja sama dengan mitra dan pemerintah untuk mewujudkan sistem layanan kesehatan primer yang terdigitalisasi dan terintegrasi secara menyeluruh di Indonesia pada tahun 2030.

Koalisi ini bekerja dengan memberdayakan komunitas marginal dan perwakilannya, serta orang muda, perempuan dan petugas kesehatan garda terdepan, untuk menyediakan platform bagi mereka agar dapat melibatkan pemerintah dan donor dan mendorong mereka untuk memprioritaskan penerapan teknologi digital yang adil untuk mencapai Cakupan Kesehatan Universal pada tahun 2030.

Koalisi ini dikoordinasikan oleh IAKMI – Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia – dengan lebih dari 35.000 anggota di seluruh Indonesia, terdiri dari profesional kesehatan masyarakat, mahasiswa kesehatan masyarakat, organisasi yang dipimpin perempuan, akademisi, pejabat pemerintah daerah di bidang kesehatan, dan orang muda.

Mitra di Indonesia

TUJUAN UTAMA KOALISI Transform Health Indonesia

  • Kurikulum kesehatan digital terintegrasi untuk mahasiswa ilmu kesehatan

  • Tenaga kesehatan memiliki kemampuan digital

  • Data kesehatan yang terintegrasi interoperabilitas

  • Rekam Medis Elektronik (RME) yang terintegrasi dan interoperabilitas

  • Peningkatan literasi digital pada orang muda, perempuan dan kelompok marginal

LANDSCAPE KESEHATAN DIGITAL INDONESIA

Strategi kesehatan digital yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia

Saat ini, lebih dari 80% fasilitas kesehatan belum tersentuh teknologi digital. Namun, COVID-19 menjadi pendorong bagi Pemerintah Indonesia untuk mendorong rencana transformasi digital di sektor publik, termasuk kesehatan. Pada bulan Maret 2021, DTO (Kantor Transformasi Digital) di Kementerian Kesehatan didirikan dengan fokus pada tiga aspek utama: rekam medis elektronik, penyederhanaan aplikasi layanan kesehatan, dan dukungan peraturan untuk ekosistem inovasi kesehatan. Pada bulan Desember 2021, telah diluncurkan Strategi Transformasi Digital 2021-2024. Namun, sumber daya yang dialokasikan untuk implementasi peta jalan kesehatan digital di tingkat daerah masih belum jelas. Selain itu, pemerintah belum menyiapkan mekanisme dialog multisektoral mengenai implementasi cetak biru kesehatan digital yang melibatkan pemuda, perempuan, dan kelompok marginal.

Inovasi yang berkembang pesat, data yang terfragmentasi, dan kurangnya interoperabilitas

Pandemi COVID-19 tidak hanya mendorong inovasi dari sektor publik tetapi juga sektor swasta yang berkembang pesat dengan lebih dari 400 aplikasi kesehatan yang beroperasi di Indonesia, semuanya dengan standar dan sistem operasi yang berbeda. Di sinilah interoperabilitas menjadi penting untuk memungkinkan platform lembaga-lembaga yang berbeda, baik swasta maupun pemerintah, untuk “berbicara satu sama lain” untuk menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien.

Penetrasi internet tinggi namun tidak merata

Penggunaan internet di Indonesia sangat bagus dengan 202,6 juta pengguna internet pada Januari 2021, dengan peningkatan sebesar 16% dari tahun 2020 hingga 2021. Dan koneksi seluler mencapai 345,5 juta pada Januari 2021 dengan peningkatan lebih dari 1,2% pada periode yang sama. Namun kesenjangan masih menjadi masalah – antara pulau utama Jawa dan pulau lainnya (wilayah Barat dan Timur), kesenjangan gender, kesenjangan perkotaan dan pedesaan serta akses terhadap daerah-daerah terpencil. Oleh karena itu, literasi digital di kalangan masyarakat marginal harus menjadi prioritas untuk menjawab kesenjangan tersebut.

Tidak adanya kesehatan digital dalam kurikulum universitas

Kesehatan digital belum menjadi bagian dari kurikulum kesehatan di universitas, sehingga mata kuliah masih ketinggalan zaman. Oleh karena itu, jadikan kesehatan digital sebagai narasi integral dalam dunia akademis ilmu kesehatan dengan memasukkannya ke dalam kurikulum, mulai dari fakultas kesehatan masyarakat hingga ke seluruh bidang ilmu kesehatan di universitas.

Petugas kesehatan garis depan tidak dilengkapi dengan teknologi digital

Indonesia saat ini tidak mempunyai sumber daya manusia yang memadai untuk menyediakan layanan kesehatan dasar yang berkualitas. Pekerja garis depan tidak diberikan sumber daya untuk mengintegrasikan kesehatan digital ke dalam layanan mereka, dan hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki dukungan TI.

TERBARU DI
TRANSFORM HEALTH
INDONESIA

Lab Transformasi Digital untuk Kesehatan bergabung dengan Transform Health Coalition lihat lebih banyak

Memperkuat tata kelola data kesehatan kita: Mendorong pendekatan konsultatif untuk mengidentifikasi standar minimum (pertimbangan) untuk peraturan nasional lihat lebih banyak

Bersiap untuk Pekan Kesehatan Digital 2023 lihat lebih banyak

Menutup kesenjangan digital: Pendanaan yang lebih banyak dan lebih baik untuk transformasi digital kesehatan di Afrika lihat lebih banyak

Kemajuan menuju Cakupan Kesehatan Universal telah meningkat pesat pada dekade ini, lihat lebih banyak

[umpan-umpan-twitter-kustom=2]